Artikel Utama

Catatan ke-32: Transformasi

25 Januari 2022

Catatan ke-34: Faktor keturunan yang 10% itu ternyata menjadi salah satu penentu DM


25 Januari 2022 | 

Tulisan ini merupakan lanjutan dari diskusi saya dengan dokter spesialis jantung teman SMA saya yang pernah saya tuliskan sebelumnya dengan judul: "Advice dokter spesialis jantung, teman satu kos waktu SMA".
 
Saya akui, pemahaman saya agak keliru terkait dengan faktor KETURUNAN pada penderita DMT2...!!! Saya pernah baca jurnal  bahwa resiko DM yang disebabkan oleh faktor keturunan hanya 10%. Artinya apa? 90% DMT2 disebabkan oleh faktor selain keturunan (yaitu: pola hidup). Karena sepertinya belum pernah ada kasus orang normal berubah menjadi DMT2 dalam semalam karena diracun atau disantet... 🙏😁

Menurut teman saya tersebut, faktor keturunan tidak terlepas dari RESIKO DMT2. Ini bukan berarti orang DMT2 anaknya sudah pasti DMT2 juga lho ya... Hati-hati dengan interpretasi ini. Yang ingin saya tekankan adalah RESIKO-nya. Artinya apa? Seseorang yang orang tuanya memiliki riwayat DMT2 harus berhati-hati dengan KEMUNGKINAN dia terkena DMT2.

Teman saya tersebut mencontohkan begini:

Ada dua orang sama-sama obesitas, katakanlah si A dan si B. Orang tua si A punya riwayat DMT2 sedangkan orang tua si B tidak punya riwayat DMT2. Meskipun keduanya punya RESIKO terkena DMT2 yang disebabkan oleh obesitas tersebut, namun si A memiliki peluang terkena DMT2 2x lipat dari pada si B. Hal inilah yang (mungkin) menyebabkan orang sama-sama gemuk namun tidak mesti semuanya terkena DMT2.

Kesalahan pemahaman saya terletak di mana? Saya kira faktor keturunan tersebut merupakan RESIKO yang terpisah (parsial) dan bobotnya hanya 10%. Namun ternyata, dari penjelasan teman saya itu, faktor keturunan merupakan RESIKO pengali. Jadi dia bilang: “Jika kamu mengalami obesitas, dan orang tua kamu pernah ada yang terkena DMT2, maka resiko terkena DMT2 menjadi 2x lipat dari orang yang bapak/ibunya normal”. Kenyataannya, (alm.) ayah saya kena DMT2 di usia 40 tahun, stroke di usia 52 tahun dan serangan/gagal jantung di usia 53 tahun. Mungkin karena beliau hanya minum obat dari dokter namun tidak mau merubah pola hidup (cerita ibu saya).

Di sinilah letak edukasi sangat penting! Bagi siapa saja yang terkena DMT2, sebaiknya mulai menerapkan pola hidup sehat agar: 1) Terhindar dari komplikasi akibat GD tinggi terus-terusan, dan 2) Memberikan contoh pola hidup sehat kepada anak-anaknya agar mereka terhindar dari resiko yang lebih besar terkena DMT2.

Faktor keturunan + Pola hidup sehat = (masih ada) RESIKO DMT2 sebanyak 10%
Faktor keturunan + Pola hidup buruk = Fixed kena DMT2
Saya sudah mengalaminya....!!!
Faktor keturunan + Pola hidup buruk => Obesitas => Fix DMT2.

Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika interpretasi saya masih banyak kelirunya.... 🙏🙏🙏