Artikel Utama

Catatan ke-32: Transformasi

31 Januari 2022

Catatan ke-35: Thanks to Diabetes Melitus Type 2 (DMT2)


31 Januari 2022 | 

Lho, kena DMT2 kok malahan "terima kasih". Orang yang aneh! Okey, ini alasannya.
Sebelumnya, saya ga menyangka akan menjadi bagian dari penyandang gelar DMT2. Namun sudah garis tangan seperti itu, mau gimana lagi? Muterin waktu ke masa lalu jelas ga bisa. Iya kan..?

Pada umumnya, ada beberapa respon dari orang yang tervonis DMT2, yaitu:
  1. Syok, depresi, stress
  2. Ngomel-ngomel sendiri (ga tahu siapa yg disalahkan).
  3. Meratapi nasib, putus asa
  4. Enjoy saja, cuek
  5. (yang aneh) Berterima kasih

Awalnya, saya mengalami respon yg No.1 itu. Namun saya sangat sadar, hal itu tidak akan merubah keadaan dan akan menghambat produktivitas saya di masa depan. Tindakan yang saya ambil selanjutnya adalah mempelajari tentang DMT2. Apa saja yang saya pelajari?

  1. Akar masalah dari DMT2
  2. Karakteristik DMT2
  3. Dampak jangka pendek dan jangka panjang dari DMT2
  4. Pengelolaan DMT2

Dari proses hampir 4 bulan "berpacaran" dengan DMT2 itu, saya mendapatkan berbagai informasi dan wawasan baru. Termasuk yg terpenting adalah: perubahan pola hidup yang lebih sehat. Karena sebetulnya hal itu merupakan obat PALING AMPUH dari DMT2 dalam jangka panjang.
Namun yang menarik dari itu semua, saya mendapatkan pembelajaran tentang metabolisme tubuh. Hubungan DMT2 dengan sistem pencernaan, enzim, hormon, nutrisi, dll. Hal itu membawa saya untuk berpandangan lebih luas tentang kesehatan, tidak hanya terbatas pada DMT2. 

Jadi, bagi saya, apakah DMT2 merupakan "mudharat" atau "manfaat"?

Setelah saya timbang2, saya berkesimpulan: 

_Thanks to DMT2_