Artikel Utama

Catatan ke-32: Transformasi

21 November 2021

Catatan ke-2: Gapoktan di ketinggian 1500 mdpl dan GD 2 digit


21 November 2021 |

Hari ini, setelah 3 malam begadang baca jurnal terkait disertasi, saya pergi ke lokasi calon greenhouse milik Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Di lokasi tersebut ada beberapa orang anggota Gapoktan yang sedang bekerja mempersiapkan pondasi greenhouse. "Mumpung cuaca cerah dan hangat, mengingat beberapa hari terakhir selalu hujan", pikir saya.  

Lokasi penelitian saya berada di ketinggian 1500an mdpl dengan suhu terendah saat ini sekitar 14 derajat Celcius. Itu saja sudah menjadi tantangan tersendiri karena udara yang dingin, beda jauh klo di rumah dengan suhu paling rendah sekitar 22-24 derajat Celcius. Ditambah lagi dengan recovery SENSITIVITAS INSULIN melalui IF. Sering merasa lapar...??? Iya lah! Namun tubuh sudah adaptasi sehingga saat ini ga terlalu masalah. Kebiasaan masyarakat di sini adalah makan 4x sehari. Itupun pakai nasi atau mie. Bagi saya yang melihat hal itu, ya maklum saja. Tubuh mereka membutuhkan sumber glukosa untuk mengstabilkan suhu tubuh dan energi untuk ke ladang. Jarang sekali ada orang di sini memiliki kasus DM apalagi obesitas. Menurut saya, itu karena INPUT glukosa dan OUTPUT energi seimbang. Banyak lansia yang masih semangat bawa cangkul atau arit ke ladang. Mayoritas sehat...!!!

Sudah semenjak tahun 2018 saya ke tempat ini dan melakukan penelitian akademik, meskipun ga sampai nginep berminggu-minggu seperti saat ini. Kesan terbaik yang saya tangkap adalah keramahan dan ketulusan, yang mana susah ditemui di kota tempat tinggal saya. Namun demikian, tinggal di tempat ini memberikan satu keuntungan bagi saya terkait proses recovery SENSITIVITAS INSULIN yang saya lakukan. Pembakaran kalori lebih cepat. Sama aja dengan olah raga ringan, hehehe....

Alhamdulillah, hari ini saya nemu apotik desa yang menyediakan tes GD. Mengapa? Jujur, saya cukup khawatir dengan luka di sela-sela jari kaki saya kemarin. Sudah beberapa minggu terakhir saya tidak cek GD saya, karena strip habis. Lagian alatnya juga saya tinggal di rumah. Hal itu karena saya yakin, metode penurunan RESISTEN INSULIN yang saya lakukan (IF, ZK dan olah raga HIIT) akan mendorong keberhasilan hal itu. Bahkan saya pernah dengar bahwa keyakinan terhadap suatu obat akan membuat kinerja obat tersebut sangat baik.

Namun..., karena saya sering begadang untuk mempelajari literatur, metode yang saya lakukan itu kurang sempurna. Seperti postingan saya sebelumnya tentang bersih-bersih tandon air, masih ada kekurangannya, yaitu belum menyentuh peranan HORMON dalam menurunkan RESISTENSI INSULIN. 

Sesuai dengan wawasan yang saya miliki, ada hormon KORTISOL dan Human Growth Hormone (HGH) yang berpengaruh besar dalam proses penurunan RESISTENSI INSULIN. Kedua hormon tersebut berhubungan terbalik. Kalau KORTISOL naik, maka HGH turun, demikian sebaliknya. Stress/depresi merupakan pemicu hormon KORTISOL yang menyebabkan peningkatan produksi insulin. Meskipun asupan karbohidrat/gula sedikit, namun ketika KORTISOL terpicu maka sangat besar kemungkinan terjadi GLUKONEOGENESIS, yaitu produksi glukosa dari liver, tempat penyimpanan glikogen. Hal ini tentunya akan meningkatkan kadar GD. Oleh karena itu, orang DM ga boleh kebanyakan stress. Jangan seperti saya.... Begadang, baca jurnal yang membingungkan di depan laptop selama berjam-jam. Stresss? Jelaaassss...!!!

Lain halnya dengan HGH yang mampu menjadi pemicu regenerasi sel. Klo HGH muncul maka proses recovery sel-sel tubuh yang rusak akan lebih cepat dan efektif. Masalahnya, HGH muncul secara efektif ketika kita dalam kondisi tidur 7-8 jam. Naaah...., sampai sini tahu kan mengapa saya cemas dengan luka di kaki kemarin... Saya tidurnya jam 1-2 pagi. Subuh bangun trus narik selimut lagi... Ga mendukung sama sekali dengan HGH. Makanya saya imbangi dengan olah raga HIIT agar HGH tersebut terpancing untuk keluar, semoga....

Singkat cerita, ketika saya ke apotik dan cek GD, hasilnya "dua digit". Cek itu setelah saya IF 15 jam (makan terakhir jam 9 malam, buka puasa dengan telur asin 2 buah jam 12 siang) lalu cek sekitar jam 1 siang. Cukuplah hasil itu membuat saya tenang sehingga harapannya dapat mencegah/menurunkan hormon KORTISOL.

Sementara itu saja sharing saya hari ini. 

"USAHA TIDAK MENGKHIANATI HASIL", itu pepatah yang bagus untuk diingat agar selalu KONSISTEN dengan proses yang dijalani.